Terpaku pada satu titik nadir
yang tak kuasa aku tolak
Berlaripun seakan bayang hitam
selalu terus ikut mengejar
Tangisku di sini bukan hanya
sekedar mau menjauh darinya
Berjuang sekuat tenaga sekeras
baja bayang hitam mengabut di depan mata
Bayang hitam menusuk di mata
membekas pada otak dan kepala
Hati yang pesakitan
Kering seperti dahan patah jatuh
tiada harga diri terinjak binatang ternajis
Aku melolong minta tolong
Tuhan, aku menangis terkadang
berenang dalam bayang hitam
Aku benci bayang hitam
Aku mencinta bayang hitam
Tuhan, bila tanpa restu mengapa
bayang hitam terus menikam
Sakit lagi perih berbayang hitam
Lepaskanlah bayang hitam ini
Biarkan aku berlari tanpa bayang
hitam bila tiada restu Tuhan
(cikampek, 20 maret 2014.kamis, selepas
magrib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar