Menantimu di belakang pintu
Menantimu di balik pintu
Tertidur lalu terbangun
Sungguh sudah tak tentu rasa
Bertanya-tanya menjadi raja
Degupan jantung berdetak cepat
Janjinya pada kedatatangannya
Datangkah atau hanya sekedar harapan bias nan abu-abu?
Hampir habis dan di ambang batas sabar
Lapar yang sengaja ditahan
Gerah yang sengaja berkeringat
Waktu terus bergerak
Kedua mata terus melihat jarum jam yang berputar
Datangkah dirinya mengetuk pintu?
Atau berjuta keinginan hasrat memadu asmara harus tertahan?
Dan ini sudah terlalu lama
Menyerah saja diriku
Bersandar di balik pintu
Dirinya hanya berikan bunga-bunga palsu
Dan jengah
Dan gilanya menikmati penantian ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar