Sudahkah kubuat tulisan ini?
Atau adakah yang terlihat mirip?
Entahlah
Hanya ingin menulis saja
Saat mereka menunjuk sembari berkacak dada
Iya, di dada bukan lagi berkacak di pinggang
Seraya berkata
"Dasar anjing tak bertuan"
"Ketololan yang permanen"
Ini puisi anjing
Tak usah dibaca
Cukup ludahi saja cermin
Agar air liur menandai siapakah anjing yang tolol sesungguhnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar