Terusir dari sebuah rumah mungil
Rumah yang dahulu dijadikan tempat berbagi tawa
Bahkan dukapun mampu diredam
Kini semua berbeda
Setiap jiwa telah terkontaminasi serta miliki kemauannya sendiri
Tiap penghuni ataupun yang bertandang ke rumah terus memaksakan kehendak
Kebenaran yang tak lagi menjadi pijakan
Duniawi juga harta benda membutakan panca indera dan nurani
Lalu terasing saat memilih sebuah haluan yang berbeda
Tak diharapkan menjadi perisai yang melindungi
Bahasa-bahasa lembutnya mengiris tajam menyayat hati
Ada ruang tersembunyi di balik kata-katanya manisnya
Kepergian ini teramat sungguh menyakitkan
Tak hendak lagi menanyakan
Tanyakan mengapa aku yang harus pergi?
Cukup yakini saja semua kejujuran akan terkuak
Dan menanti dengan kesungguhan pada kehidupan abadi kelak
Saat semua kata tak dapat lagi berdusta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar