Malam ini bulan purnama mengintip manja di belakang awan hitam
Gerimis iringi kemunculan sang purnama
Setengah berlari dalam melangkah
Ada hasrat untuk bersua denganmu
Lacurnya harapan ini dirimu tak tampak
Rindu bercintapun mengendap
Dan salahkan dia kembali atas cinta-cinta yang tak berdekap
Dia yang arogan lalu bertindak semaunya
Tempat peraduan telah di persiapkan
Dia memutuskan percintaan yang hendak disemai ini
Kesal lalu benci padanya atas percintaan yang tak pernah tertuntaskan
Marah padanya menjadi bahasa kewajaran
Pukulan ringan atas bicaranya seraya sorongkan matanya tajam menyinggung jiwa
Dia yang masih merasa berkuasa
Dia yang membawa penghormatan di luar hingga di dalam
Dia pecundang terbesar
Berlagak membahagiakan padahal hatinya terluka
Bodohnya mempertahankan jalinan tapi jiwanya retak
Selalu berkata semua dipertahankan demi manusia-manusia cilik
Ucapannya dungu
Berucap seperti itu tapi ada hati yang tersakiti
Dirinya yang tersakiti juga pada tubuh-tubuh yang lain
Percintaan yang sangat dirindukan
Malam ini dingin dengan bulan bak pemalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar