Merintis dan menangis menjadi sebuah petualangan
Tak semuanya dalam hidup merupakan percintaan
Pernahkah merasa kosong dalam keTuhanan?
Secarik kertas
Bagaimana kelak rinduku yang senantiasa meretas?
Bagaimana kelak bila keinginan bertemu telah menetas?
Terbangkan saja secarik itu dengan kipas
Kedua mata yang sembab menahan airmata
Bak menahan perih juga luka
Sebuah pilihan yang membuat jiwa tak bahagia
Entahlah kapan untuk kembali bersama
Terlalu penuh ego diri
Terlalu penuh marah untuk setiap apapun yang terjadi
Sebenarnya merindui
Tapi tak kuasa karena ada monster yang menghalangi
Surga tak pernah salah memilih para penghuninya
Tak hendak mencari yang terjauh jaraknya
Terlalu banyak berbicara
Hingga terpapar sebagian aib juga luka
Masih terbayang sembab di kedua matanya
Apa yang telah mereka lakukan pada jiwa juga raga?
Apa yang telah kulakukan pada keduanya?
Akan kujaga dan memindahkan keduanya jika kumampu dari rumahnya
Masihku belum bisa
Membawa mereka berdua
Memohon lapangkan jalannya
Ingin keduanya berbahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar