Saatku melihat pepohonan nan rindang
Teringat dahulu kita berdua pernah berdendang
Sembunyi dan bertelanjang
Mengerang
Bak sepasang
Bak binatang
Melihatku wajah seorang anak
Parasnya membuat muak
Sisi depan membuat konak
Sisi belakang ingin membenrontak
Duduk bersila serasa tak enak
Nurani terus bicara tersimak
Kekesalan menumpuk
Serasa menonjol seperti dua punuk
Keringat tak habis tersapu handuk
Amarah telah mencapai pucuk
Aku terpuruk
Hasrat birahi terseruduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar