Sebodoh-bodohnya guruku
sungguh kau tak berhak menghinanya
Sehina-hinanya guruku
sungguh kau tak berhak mengetusinya
Dan kau lakukan itu semua
didepanku
Seakan kau lupa akulah
muridnya
Kau terus mengoceh dan
berkata semaunya
Hanya karena guruku tak
berada menjadi pendukungmu
Lupakah kau bahwa hanya
hati yang menangkap bahasa hati
Bagaimanapun sikapmu
Bagaimanapun perilaku yang
“seolah baik” kau praktekkan
Sekali lagi hanya hati yang
mampu membaca hati
Bila hanya penghormatan
manusia sungguh betapa rendahnya dirimu
Dan mulutmu sungguh tak
pantas berkata mencap guruku “sang pencapmu provokator”
Sudah bercerminkah hatimu?
Atau cermin hati nuranimu
retak
Hingga merasa hanya Tuhan
saja yang pantas menilaimu
Kau tak berhak hina guruku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar