Menyusuri jalan saat malam
Sesaat mengucap syukur pada Tuhan
Melintas di depan toko-toko yang telah tutup
Tanpa pencahayaan dan tanpa alas
Ada manusia tertidur dengan mendekap lutut serapat mungkin
Kedinginan tak beralas dan tak tahu kenyangkah perutnya
Di lain jalan berpapasan dengan sesosok berbadan tegap
Membawa karung di punggungnya saat gelap tiba
Dan dirinya masih teguh bekerja
Di pasar bila malam bangku-bangku telah siap untuk jajakan dagangan
Dan seharusnya lebih mengucap syukur pada Tuhan
Nikmat yang diberikan begitu sering terlupakan
Selalu saja merasa beban hidup yang dipikul terasa berat
Selalu saja merasa diri sebagai manusia yang teranianya
Padahal di sepanjang jalan di luar sana banyak sekali pejuang kehidupan
Para pejuang kehidupan yang berjuang demi hidup
Dan malu diri bila menangisi segala lemah ini
Kelemahanku tak ada artinya bila di bandingkan dengan para pejuang kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar